Perang Iran-Irak juga dikenali sebagai Pertahanan Suci dan Perang Revolusi Iran di Iran, dan Qadisiyyah Saddam (قادسيّة صدّام, Qādisiyyat Saddām) di Irak, adalah perang di antara Irak dan Iran yang bermula pada bulan September 1980 dan berakhir pada bulan Agustus 1988. Umumnya, perang ini dikenali sebagai Perang Teluk Persia sehingga Konflik Iraq-Iran meletus pada awal 1980-an, dan untuk beberapa waktu dikenali sebagai Perang Teluk Persia Pertama.
Faktor - Faktor Penyebab meletusnya Perang Iraq - Iran adalah :
- Persaingan antara Iraq dan Iran untuk menjadi pemimpin bangsa Arab.
- Persaingan antara Iraq dan Iran masalah sahaft Al Arab. Shaft Al Arab adalah jalur perairan yang strategis kurang lebih 70 mil yang memisahkan Iraq dengan Iran menuju teluk Persia. Berkobarnya revolusi Islam Iran di bawah pimpinan Ayatullah Khomaini. hal ini menyebabkan :
- Timbulnya kekhawatiran negara-negara Barat yang mempunyai kepentingan di Timur Tengah jika revolusi islam Iran sampai diekspor ke negara lain, mereka lantas lebih mendekati Irak.
- KAum syi'ah di Irak yang berjumlah 40 % bangkit sementara Irak tidak senang terhadap kebangkitan kaum syi'ah karena akan membahayakan stabilitas Irak.
- Timbulnya kecemasan negara-negara Arab lainnya, jika revolusi Islam Iran diekspor ke negara tetangga.
- Pembatalan perjanjian Al Gier tahun 1975 mengenai penguasaan bersama shaft Al Arab antara Irak dan Iran, oleh Irak secara sepihak.
- Terjadinya insiden 1April 1980 di Universitas Mustansyiriah-Bagdad, Iraq. Ketika itu berkumpul para mahasiswa Asia untuk menghadiri konfrensi ekonomi Internasional yang diadakan oleh persatuan Mahasiswa Iraq. Konfrensi ini dibuka oleh PM Thoriq Azis, ketika PM memasuki ruangan tiba-tiba meluncur bom ke arahnya, namum Thoriq Azis dapat diselamatkan. Diduga peristiwa ini didalangi oleh gerakan organisasi Daawat Al Islam yang berpusat di qim, Iran.
Peristiwa ini semakin memperburuk situasi antara Iraq dan Iran. Sementara Iran semakin berambisi untuk menyerang Iraq, tanggal 04 September 1980 Iran menyerang Iraq. Selanjutnya dibalas oleh pasukan Irak menerobos perbatasan Iran pada 22 September 1980 akibat masalah perbatasan yang berlarut-larut antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam Hussein atas perlawanan Syiah yang dibawa oleh Imam Khomeini dalam Revolusi Iran. Walaupun Irak tidak mengeluarkan pernyataan perang, tentaranya gagal dalam misi mereka di Iran dan akhirnya serangan mereka dapat dipukul mundur Iran. Walaupun PBB meminta adanya gencatan senjata, pertempuran tetap berlanjut sampai tanggal 20 Agustus 1988; Pertukaran tawanan terakhir antara kedua negara ini terjadi pada tahun 2003. Perang ini telah mengubah wilayah dan situasi politik global.
Perang ini juga memiliki kemiripan seperti Perang Dunia I. Taktik yang digunakan seperti pertahanan parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, serangan dengan bayonet, penggunaan kawat berduri, gelombang serangan manusia serta penggunaan senjata kimia(seperti gas mustard) secara besar-besaran oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya, seperti yang dialami juga oleh warga suku Kurdi di utara Irak. Dalam perang ini dipercaya lebih dari satu juta tentara serta warga sipil Irak dan Iran tewas, dan lebih banyak lagi korban yang terluka dari kedua belah pihak selama pertempuran berlangsung
- Perekonomian kedua negara hancur akibat perang tersebut.
- Iraq banyak memiliki senjata dari Barat.
- Pengaruh Barat semakin kuat di Irak
- Timbulnya perpecahan negara Arab, ada yang pro dan kontra Iraq
I don't like war...except for defence mechanism....
BalasHapusi love this paper..
BalasHapus