SEJARAH PEMBANGUNAN JEMBATAN AMPERA
Di
Tahun 1906 pada masa pemerintahan Belanda, Saat jabatan Walikota
Palembang dijabat Le Cocq de Ville, muncullah Ide membuat jembatan untuk
menyatukan Kota Palembang antara Seberang ulu dan seberang ilir yang
terpisah Oleh Sungai Musi, akhirnya tahun 1924 ide ini di realisasi dan
dilakukan banyak usaha untuk mewujudkan ide membangun Jembatan tersebut.
Namun, sampai masa jabatan Le Cocq de Ville berakhir, bahkan ketika
Belanda pergi dari Indonesia, proyek pembangunan jembatan itu tidak
pernah terealisasi.
DAFATAR ISI
MISTERI BUKIT SIGUNTANG
PERNIKAHAN PANEMBAHAN SENOPATI DAN KANJENG RATU KIDUL
PETA PENEMUAN MANUSIA PURBA
MANUSIA PURBA DI INDONESIA
PERKEMBANGAN MANUSIA PURBA
SOAL SEJARAH
ZIONISME
PERCANDIAN
MITOS PULAUKEMARAU
SEKITAR PROKLAMASI
PERUMUSAN TEKS PROKLAMSI
DETIK DETIK PROKLAMASI
TEKS PROKLAMASI
ANDAIKAN ENGKAU MILIKU
PALAGAN AMBARAWA
PUPUTAN MARGARANA
MEDAN AREA
BANDUNG LAUTAN API
PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM
PERNIKAHAN PANEMBAHAN SENOPATI DAN KANJENG RATU KIDUL
PETA PENEMUAN MANUSIA PURBA
MANUSIA PURBA DI INDONESIA
PERKEMBANGAN MANUSIA PURBA
SOAL SEJARAH
ZIONISME
PERCANDIAN
MITOS PULAUKEMARAU
SEKITAR PROKLAMASI
PERUMUSAN TEKS PROKLAMSI
DETIK DETIK PROKLAMASI
TEKS PROKLAMASI
ANDAIKAN ENGKAU MILIKU
PALAGAN AMBARAWA
PUPUTAN MARGARANA
MEDAN AREA
BANDUNG LAUTAN API
PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM
ASEAN
Sejarah Berdirinya ASEAN - Tujuan & Prinsip Utama ASEAN - ASEAN merupakan singkatan dari Association Of South-East Asian Nations atau dalam bahasa Indonesia yang berarti Persatuan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (PERBARA).
ASEAN merupakan organisasi geo-politik dan ekonomi yang dibentuk pada
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok melalui peristiwa yang dikenal dengan
Deklarasi Bangkok yang didirikan di Bangkok, 1967 berdasarkan Deklarasi
Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
ISi Deklarasi Bangko
ISi Deklarasi Bangko
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
Pengertian MEE
Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE) atau European Economic Community (EEC) didirikan
pada tahun 1957 berdasarkan perjanjian antarnegara Eropa Barat di Roma
Italia. Tujuannya adalah menyusun dan melaksanakan politik perdagangan
bersama dan mendirikan daerah perdagangan bebas di Eropa. Selain itu,
MEE juga mengadakan kerja sama dibidang perdagangan dengan negara-negara
Asean termasuk Indonesia.
Latarbelakang Berdirinya Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) -
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Eropa mengalami kemiskinan dan
perpecahan. Usaha untuk mempersatukan Eropa sudah dilakukan. Namun,
keberhasilannya bergantung pada dua negara besar, yaitu Prancis dan
Jerman Barat.
Pada tahun 1950 Menteri Luar Negeri Prancis, Maurice Schuman berkeinginan menyatukan produksi baja dan batu bara Prancis dan Jerman dalam wadah kerja sama yang terbuka untuk negara-negara Eropa lainnya, sekaligus mengurangi kemungkinan terjadinya perang. Keinginan itu terwujud dengan ditandatanganinya perjanjian pendirian Pasaran Bersama Batu Bara dan Baja Eropa atau European Coal and Steel Community (ECSC) oleh enam negara, yaitu Prancis, Jerman Barat (Republik Federal Jerman-RFJ), Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Italia. Keenam negara tersebut selanjutnya disebut The Six State.
Keberhasilan ECSC mendorong negara-negara The Six State membentuk pasar bersama yang mencakup sektor ekonomi. Hasil pertemuan di Messina, pada tanggal 1 Juni 1955 menunjuk Paul Henry Spaak (Menlu Belgia) sebagai ketua komite yang harus menyusun laporan tentang kemungkinan kerja sama ke semua bidang ekonomi. Laporan Komite Spaak berisi dua rancangan yang lebih mengintegrasikan Eropa, yaitu:
Pada tahun 1950 Menteri Luar Negeri Prancis, Maurice Schuman berkeinginan menyatukan produksi baja dan batu bara Prancis dan Jerman dalam wadah kerja sama yang terbuka untuk negara-negara Eropa lainnya, sekaligus mengurangi kemungkinan terjadinya perang. Keinginan itu terwujud dengan ditandatanganinya perjanjian pendirian Pasaran Bersama Batu Bara dan Baja Eropa atau European Coal and Steel Community (ECSC) oleh enam negara, yaitu Prancis, Jerman Barat (Republik Federal Jerman-RFJ), Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Italia. Keenam negara tersebut selanjutnya disebut The Six State.
Keberhasilan ECSC mendorong negara-negara The Six State membentuk pasar bersama yang mencakup sektor ekonomi. Hasil pertemuan di Messina, pada tanggal 1 Juni 1955 menunjuk Paul Henry Spaak (Menlu Belgia) sebagai ketua komite yang harus menyusun laporan tentang kemungkinan kerja sama ke semua bidang ekonomi. Laporan Komite Spaak berisi dua rancangan yang lebih mengintegrasikan Eropa, yaitu:
ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA)
ASEAN Free Trade
Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk
membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing
ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi
dunia serta serta menciptakan
pasar regional bagi 500 juta penduduknya.AFTA
dibentuk pada waktu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura
tahun 1992.
Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN FreeTrade Area (AFTA) merupakan wujud dari
kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas
perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN
dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai dalam waktu 15
tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir
dipercepat lagi menjadi tahun 2002.Skema Common Effective Preferential Tariffs
For ASEAN Free Trade Area ( CEPT-AFTA) merupakan
suatu skema untuk 1 mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi
0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif
lainnya.Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan
untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada
tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi
Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.
Sejarah Gerakan Non Blok
Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa Inggris: Non-Aligned Movement/NAM) adalah
suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 100 negara-negara
yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan
besar apapun.
Organisasi Konferensi Islam (OKI)
I. Latar Belakang Didirikannya OKI
Organisasi Konferensi Islam (OKI) merupakan organisasi internasional non militer yang didirikan di Rabat,Maroko pada tanggal 25 September 1969. Dipicu oleh peristiwa pembakaran Mesjid Al Aqsha yang terletak di kota Al
Quds (Jerusalem) pada tanggal 21 Agustus 1969 telah menimbulkan reaksi
keras dunia, terutama dari kalangan umat Islam. Saat itu dirasakan
adanya kebutuhan yang mendesak untuk mengorganisir dan menggalang
kekuatan dunia Islam serta mematangkan sikap dalam rangka mengusahakan
pembebasan Al Quds.
Atas
prakarsa Raja Faisal dari Arab Saudi dan Raja Hassan II dari Maroko,
dengan Panitia Persiapan yang terdiri dari Iran, Malaysia, Niger,
Pakistan, Somalia, Arab Saudi dan Maroko, terselenggara Konperensi
Tingkat Tinggi (KTT) Islam yang pertama pada tanggal 22-25 September
1969 di Rabat, Maroko. Konferensi ini merupakan titik awal bagi pembentukan Organisasi Konferensi Islam (OKI).
Secara umum latar belakang terbentuknya OKI sebagai berikut :
1) Tahun 1964 : Pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab di Mogadishu timbul suatu ide
untuk menghimpun kekuatan Islam dalam suatu wadah internasional.
2) Tahun 1965 : Diselenggarakan
Sidang Liga Arab sedunia di Jeddah Saudi Arabia yang mencetuskan ide
untuk menjadikan umat Islam sebagai suatu kekuatan yang menonjol dan untuk menggalang solidaritas Islamiyah dalam usaha melindungi umat Islam dari zionisme khususnya.
3) Tahun 1967 : Pecah Perang Timur Tengah melawan Israel. Oleh karenanya solidaritas Islam di negara-negara Timur Tengah meningkat.
4) Tahun 1968 : Raja Faisal dari Saudi Arabia mengadakan
kunjungan ke beberapa negara Islam dalam rangka penjajagan lebih lanjut
untuk membentuk suatu Organisasi Islam Internasional.
5) Tahun 1969 : Tanggal
21 Agustus 1969 Israel merusak Mesjid Al Agsha. Peristiwa tersebut
menyebabkan memuncaknya kemarahan umat Islam terhadap Zionis Israel.
Seperti
telah disebutkan diatas, Tanggal 22-25 September 1969 diselenggarakan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Islam di Rabat, Maroko
untuk membicarakan pembebasan kota Jerusalem dan Mesjid Al Aqsa dari
cengkeraman Israel. Dari KTT inilah OKI berdiri.
II. Tujuan Didirikannya OKI
Secara
umum tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk mengumpulkan
bersama sumber daya dunia Islam dalam mempromosikan kepentingan mereka
dan mengkonsolidasikan segenap upaya negara tersebut untuk berbicara
dalam satu bahasa yang sama guna memajukan perdamaian dan keamanan dunia
muslim. Secara khusus, OKI bertujuan pula untuk
memperkokoh solidaritas Islam diantara negara anggotanya, memperkuat
kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan iptek.
Pada
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) III OKI bulan February 1972, telah
diadopsi piagam organisasi yang berisi tujuan OKI secara lebih lengkap,
yaitu :
A. Memperkuat/memperkokoh :
1) Solidaritas diantara negara anggota;
2) Kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan iptek.
3) Perjuangan umat muslim untuk melindungi kehormatan kemerdekaan dan hak- haknya.
B. Aksi bersama untuk :
1) Melindungi tempat-tempat suci umat Islam;
2) Memberi semangat dan dukungan kepada rakyat Palestina dalam memperjuangkan haknya dan kebebasan mendiami daerahnya.
C. Bekerjasama untuk :
1) menentang diskriminasi rasial dan segala bentuk penjajahan;
2) menciptakan suasana yang menguntungkan dan saling pengertian diantara negara anggota dan negara-negara lain.
III. Prinsip OKI
Untuk mencapai tujuan diatas, negara-negara anggota menetapkan 5 prinsip, yaitu:
1) Persamaan mutlak antara negara-negara anggota
2) Menghormati hak menentukan nasib sendiri, tidak campur tangan atas urusan dalam negeri negara lain.
3) Menghormati kemerdekaan, kedaulatan dan integritas wilayah setiap negara.
4) Penyelesaian
setiap sengketa yang mungkin timbul melalui cara-cara damai seperti
perundingan, mediasi, rekonsiliasi atau arbitrasi.
5) Abstein
dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah,
kesatuan nasional atau kemerdekaan politik sesuatu negara.
Soal Cara Menghitung Skala
Cara menghitung Skala Peta
- Jarak kota A dan B pada peta 240 km. Berapa skalanya jika jarak pada peta 20 cm ?
- Jarak kota Bogor – Sukabumi 45 km. Berapa cm jarak pada peta jika skalanya 1 : 3.000.000 ?
- Jarak Bandung – Yogyakarta pada peta 23 cm. Berapa km jarak sebenarnya jika skalanya 1 : 2.000.000 ?
- Jarak kota Cirebon – Tegal pada peta 5 cm. Berapa skalanya jika jarak sebenarnya 90 km ?
- Jarak kota Bandung – Jakarta 180 km. Jika skalanya 1 : 2.000.000, berapa cm jarak pada peta ?
- Jarak kota P – Q 6 cm pada peta. Skalanya 1 : 1.200.000. Berapa km jarak sebenarnya ?
- Jarak Jakarta – Semarang pada peta 17 cm. Berapa skalanya jika jarak sebenarnya 425 km ?
- Jarak kota B – C adalah 52,5 km. Berapa cm jarak pada peta jika skalanya 1 : 1.500.000 ?
- Jarak kota Y dan Z pada peta 12 cm. Skala pada peta tersebut adalah 1 : 50.000. Berapa km jarak sebenarnya ?
- Jarak kota Bogor –Jakarta pada peta 5 cm. Jarak sebenarnya adalah 15 km. Berapa skalanya ?
Langganan:
Postingan (Atom)