PROGRAM PELATIHAN KOMPUTER GRATIS  KERJA SAMA BLK BANYUASIN DAN LPK SANUDIN !!!!

MATERI :
  • MS. OFFICE 2003 / 2007
  • TEKNIK KOMPUTER
  • TEKNIK JARINGAN ( TKJ )
  • INTERNET
Praktek Merakit Komputer
PESERTA  PELATIHAN KOMPUTER LAGI PRAKTEK MERAKIT KOMPUTER, INILAH RAUT WAJAH YANG TAK KENAL LELAH......
Menjelaskan tentang Merakit Komputer

DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS DAN KEMAMPUAN DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI KEHIDUPAN DI MASYARAKAT, MAKA PARA PESERTA PELATIHAN ANTUSIAS MENGIKUTI PELAJARAN YANG DISAMPAIKAN OLEH INSTRUKTUR.

INSTRUKTUR SEDANG MENJELASKAN BAGAIMANA CARA MENDETEKSI SISTEM BIOS, KETIKA KITA AKAN MENGINSTAL KOMPUTER YANG BARU SAJA DIRAKIT.

Mendeteksi Sistem BIOS

TIEM INSTRUKTUR :RIADI, S.Pd / ANDI ERIANSYAH, A.Md

INFORMASI HUB.Sekretariat LPK Sanudin
riadhy_red@yahoo.co.id
addyd_red@yahoo.com
08136765905






Penjelasan Cara Pemasangan Kabel LAN
Pengembangangan Sistem Jaringan yang berbasis Lokal Areal Network, maka Peserta Pelatihan Komputer diharapkan mampu membuat kabel  STRAITGHT dan CROSSOVER, menentukan IP, DNS dan Geteway dan Subnet, selanjutnya mampu melakukan instalasi sistem jaringan dan dan langkah terakhir aplikasi managemen Remotte Dekstop.




Relief Misterius di Kaki Borobudur

Siapa tak terpesona menatap keindahan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah?

Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada tahun 824, Borobudur terdiri dari 1460 panel relief dan 504 stupa. Namun, panel yang selama ini terlihat ternyata belum lengkap. Ada panel-panel yang sengaja ditimbun tanah karena reliefnya dianggap vulgar dan cabul. Panel-panel itu terletak di bagian paling bawah, yang disebut Kamadhatu.

Bagian fondasi tersembunyi itu terdiri dari 160 relief adegan Sutra Karmawibhangga atau hukum sebab-akibat. Panel-panel itu menggambarkan perbuatan yang mengikuti hawa nafsu manusia, semisal: bergosip, membunuh, menyiksa dan memerkosa. Juga ada adegan-adegan seks dalam berbagai posisi.

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia, Edi Sedyawati mengemukakan, relief Karmawibhangga itu menggambarkan kehidupan masyarakat saat candi itu dibangun.

Ada sejumlah pendapat mengapa relief ini ditimbun. Bisa jadi karena kurang pantas dipertontonkan ke publik, tapi ada pula yang menduga penutupan ini semata-mata demi kestabilan posisi candi — agar tidak amblas.

Terlepas dari perdebatan itu, keseluruhan relief di Borobudur mencerminkan ajaran Budha Mahayana: semakin ke atas semakin mencapai kesempurnaan. Bagian paling bawah atau Kamadhatu menggambarkan perilaku penuh angkara murka dan hawa nafsu yang menyebabkan seseorang masuk neraka jahanam.

Bagian tengah (terdiri dari empat tingkat) dinamakan Rapadhatu, tempat manusia dibebaskan dari nafsu dan hal-hal duniawi. Sedangkan bagian teratas — termasuk tiga teras melingkar yang mengarah ke pusat kubah—disebut Arupadhatu, tempat para dewa bersemayam atau nirwana.

Keberadaan Borobudur sesungguhnya telah diketahui penduduk lokal di abad ke-18. Sempat tertimbun material Gunung Merapi, candi ini lalu ditemukan kembali oleh Sir Stanford Raffles pada 1814. Selanjutnya, pada 1885, arkeolog JW Yzerman mendokumentasi dan merekam reliefnya. Saat itulah, timnya menemukan relief tersembunyi di bagian paling bawah.

Sekitar tahun 1890-1891, bagian yang tertutup itu dibuka seluruhnya oleh fotografer Kasiyan Chepas untuk dipotret satu per satu. Batu bervolume 13000 meter kubik ini diangkat, lalu dikembalikan lagi ke posisi semula. Hingga hari ini, bagian itu ditimbun tanah sehingga tak seorangpun bisa melihat. Ada tiga panel di bagian tenggara candi yang terbuka--diduga karena proses penutupan kembali yang tak sempurna.

Hasil bidikan Chepas kemudian dibukukan pada 1931. Buku aslinya kini ada di Museum Nasional, Jakarta. Sedangkan klise asli disimpan di Museum Tropen, Amsterdam karena statusnya milik Pemerintah Belanda. Pemerintah Indonesia memiliki replika seluruh foto itu.

Cara Memperbaiki Laptop Acer Aspire One Yang Mati

Cara Memperbaiki Laptop Acer Aspire One Yang Mati
Laptop Acer Aspira One mati?? Mungkin anda adalah salah satu yang mengalami kasus Acer Aspire One Mati. Anda tidak perlu khawatir, karena saya akan mencoba memberikan solusi atas permasalahan tersebut.

Cara Service Acer ASPIRE ONE Mati.
Indikasi Kerusakan :
Ketika Netbook Acer Aspire One ini dihidupkan dengan menekan tombol powernya, layar tidak menampilkan apapun alias blank. Tapi led di tombol power menyala hijau. Dan tidak ada tanda-tanda bahwa ACER ASPIRE ONE itu akan hidup dan berproses masuk ke windows.

Penyebab Acer Aspire One Mati :
Matinya Acer Aspire One ini disebabkan oleh program BIOS yang mengalami kerusakan atau terjadi corrupt data di BIOS Acer Aspire One ini. Hal ini kemungkinan terjadi akibat dari bug yang ada di BIOS Acer Aspire One atau bawaan dari pabriknya.
Cara Service Acer Aspire One Mati :
 
* Siapkan Flasdisk maksimal 2Gb, kemudian format flasdisk tersebut dengan partisi FAT. Sekedar info, kami menggunakan flashdisk merk kingston 2 Gb warna hitam.
 
* Download File BIOS Acer Aspire One, berikut ini linknya :
 
  •  Extract File zipnya, kemudian extract lagi file hasil ekstrakan tadi dan copy 2 file yang ada di dalamnya yaitu FLASHIT.EXE dan ZG5IA32.FD ke flasdisk langsung tanpa folder / direktori.
  • Tancapkan Flasdisk di port USB sebelah kiri netbook Acer Aspire One
  • Colokkan Carger netbook Acer Aspire One anda.
  • Tekan Tombol Fn dan Esc kemudian tahan dan kemudian tekan tombol power satu kali.
  • Setelah kira-kira 15-30 detik, lepaskan tombol Fn+Esc. Maka tombol power akan blinking
  • Tekan tombol power sekali lagi, maka lampu flasddisk akan blinking, pertanda bahwa file BIOS di dalam flasdisk sedang diakses (penting..!!! biarkan beberapa saat karena proses sedang berjalan walaupun lampu power kelihatan tidak menyala.)
  • Tunggu beberapa saat, kemudian lampu power akan berhenti blinking dan kemudian netbook akan restart dengan sendirinya.
  • Setelah restart, Acer Aspire One akan hidup kembali dengan normal.
  • Proses Recovery Bios Acer Aspire One ini tidak lebih dari 10 menit
Selamat mencoba...

Napak Tilas Markas Sang Pangeran


SURAT keputusan peraturan perpajakan yang dibuat oleh Sultan Hamengku Buwono IV pada tahun 1823 menjadi salah satu sumber kekecewaan Pangeran Diponegoro. Pada masa itu, moralitas dan rasa kemanusiaan kaum bangsawan luntur akibat harta dan tahta. Kesakralan Kraton Yogyakarta pun nyaris tak berbekas karena banyak pejabat kraton yang tunduk pada peraturan Belanda. Berikut nukilan surat tersebut: “Jika kamu berpihak pada saya, cabutlah surat keputusan itu, dan jangan takut kepada residen. Tetapi jika kamu memilih memihak residen, saya tidak akan ikut campur “

Kekecewaan Pangeran Diponegoro bertambah manakala Belanda memasang patok-patok (tiang-tiang pancang) sebagai tanda pembuatan jalan baru, yang melintasi tanah Beliau di Tegalrejo sekitar pertengahan tahun 1825. Akhirnya - tanggal 21 Juli 1825 - Belanda menyerang dan membakar rumah Pengeran Diponegoro, setelah beliau dengan sengaja mencabut kembali patok-patok itu.

Peristiwa itu mengawali pecahnya perang Diponegoro (1825-1830), sekaligus menjadikan Goa Selarong dikenal sebagai tempat bersejarah karena digunakan beliau untuk mengatur strategi perang gerilya ketika itu. Goa ini berlokasi di Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, lebih kurang 10 kilometer di bagian selatan Kota Yogyakarta.

Nama Selarong sendiri berasal dari kata ‘sila’ (bersila) dan ‘rong’ (goa), yang mencerminkan kebiasaan Diponegoro saat bersemedi atau mengatur strategi sambil bersila di Goa. Goa yang sebenarnya berjumlah dua buah, Goa Kakung dan Goa Putri, ini letaknya di puncak bukit, menghadap arah selatan. Goa Kakung dipergunakan oleh Pangeran Diponegoro, sedangkan Goa Putri diperuntukkan bagi putri dan isteri para pemimpin prajurit.

Di sebelah barat Goa, terdapat air terjun yang teduh dan indah. Di balik Goa (bagian utara) banyak ditumbuhi pohon jambu kluthuk (jambu biji), yang buahnya biasa ditawarkan penduduk setempat sebagai oleh-oleh. Meski untuk mencapainya cukup melelahkan, namun di balik Goa terhampar pemandangan indah khas pedesaan.

Sekitar seratus meter di selatan Goa, terdapat patirtan (kubangan air) yang menyerupai sendang, masing-masing berada di bagian bawah dan di atas bukit. Sendang bagian bawah bernama Manikmaya, dan di atasnya adalah Umbulmaya. Kedua sendang tersebut biasa dimanfaatkan Pangeran dan pengikutnya pada waktu itu untuk membersihkan diri maupun sumber air minum. Sendang Manikmaya sendiri konon berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, sehingga tidak sedikit pengunjung yang mengkhususkan diri datang ke tempat ini untuk memperoleh airnya.

Sayang, keberadaan diorama di barat pintu masuk yang seharusnya dapat berbicara banyak mengenai perjuangan Diponegoro sulit untuk dinikmati. Namun demikian, suasana alami, kesederhanaan, dan keprihatinan di kala itu masih dapat dirasakan
Penemuan Situs Arkeologi di Hutan Blora
Menurut Grahame Clarke secara sederhana pengertian arkeologi adalah suatu studi sistematik tentang tinggalan arkeologi (antiquities) sebagai alat untuk merekonstruksi masa lampau. Melihat pengertian diatas, maka benda arkeologi merupakan bagian dari benda-benda cagar budaya.

Dalam UU N0. 5 Tahun 1992, pengertian Benda Cagar Budaya adalah benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa-sisanya yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya yang sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta di anggap memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan; benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Kawasan hutan KPH Randublatung berbatasan dengan wilayah hutan Propinsi Jawa Timur serta berdekatan dengan aliran Sungai Bengawan Solo. Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa. Pada zaman dahulu Sungai Bengawan Solo merupakan jalur transportrasi air yang ramai, karena menguhubungkan Kota Raja Surakarta dengan Laut Jawa. Bengawan Solo juga merupakan sungai yang telah tua usianya sehingga pada daerah sepanjang alirannya banyak diketemukan peninggalan-peninggalan purbakala atau benda cagar budaya. Hal tersebut tidak lepas dari kebiasaan masyarakat pada zaman dahulu dimana mereka biasa hidup disepanjang aliran sungai.

Daerah sekitar aliran Sungai Bengawan Solo merupakan daerah yang banyak menyimpan situs-situs budaya dan purbakala, seperti di daerah Sangiran Sragen yang sudah sangat terkenal di dunia sebagai daerah situs purbakala. Selain itu, ternyata pada kawasan hutan KPH Randublatung yang berdekatan dengan aliran Sungai Bengawan Solo juga terdapat daerah yang banyak diketemukan fosil-fosil purbakala dan situs-situs budaya.

Petak 123 RPH Mendenrejo BKPH Beran KPH Randublatung merupakan lokasi yang banyak di ketemukan fosil binatang purbakala. Fosil-fosil tersebut diketemukan dalam endapan tanah sedalam tiga meter dari permukaan tanah. Menurut ahli gajah purba Universitas Wollongong Australia Gert Van den berg yang mengunjungi lokasi tersebut pada akhir tahun 2009, jenis fosil yang diketemukan dilokasi adalah Banteng purba: Duboisia santeng, Kerbau Purba Bubalus paleokarabau, tempurung kura2 jenis batagurit. Lokasi penemuan merupakan alur sungai bengawan solo purba dan merupakan daerah endapan lumpur. Kemungkinan binatang-binatang tersebut dahulu mati dalam kubangan lumpur, kemudian menjadi fosil selama ribuan tahun. Beberapa fosil yang diketemukan di lokasi tersebut sebagian telah dipindahkan di Museum Mahameru Blora untuk alasan keamanan, namun beberapa penemuan baru masih disimpan di Pos Polhut Petak 123.

Sedangkan pada petak 122 diketemukan makam pada masa Mataram Kuno. Makan tersebut awalnya berada didalam tanah, namun saat ini telah disusun kembali dalam permukaan tanah. Makam tersebut terbuat dari susunan batu bata merah yang berukuran cukup besar-besar dibandingkan batu bata yang umum dibuat saat ini. Lokasi makan terletak kurang lebih 100 meter dari Situs Budaya Ngreco petak 123 c RPH Mendenrejo BKPH Beran. Lokasi makan kuno tersebut telah diteliti oleh peneliti dari Puslitbang Geologi Bandung, bahkan mereka sudah membuat sumur di dekat lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Secara terpisah ketika hal tersebut ditanyakan pada Wardiyah S.Hum. (peneliti di BP3 Yogyakarta), BP3 Yogyakarta belum mengetahui mengenai penemuan situs budaya di kawasan hutan KPH Randublatung. Padahal seharusnya berita tersebut harusnya sampai pada BP3 Yongyakarta karena masih masuk dalam wilayah kerjanya.

Sementara itu menurut Mugni, S.Hut Kasi PSDA KPH Randublatung, melihat banyaknya benda-benda yang memiliki nilai sejarah tinggi disekitar lokasi tersebut, rencananya lokasi tempat penemuan benda-benda arkeolongi tersebut akan diusulkan menjadi kawasan Situs Arkeologi KPH Randublatung. Penetapan lokasi menjadi situs Arkeologi diharapkan lokasi tersebut mampu dikembangkan sebagai lokasi penelitian, wisata sejarah dan pelestarian budaya bangsa. Dalam konsep HCVF, situs arkeologi merupakan salah satu kawasan yang memiliki nilai konservasi tinggi (NKT) 6 yang wajib dijaga dan dilestarikan oleh setiap pengelola kawasan hutan yang baik.

Sedangkan menurut Zaenal Abidin, S.Hut. Asper BKPH Beran Pos Polhut Petak 123 rencananya akan dibuat sebagai museum mini yang berfungsi sebagai tempat memajang fosil-fosil yang diketemukan di sekitar lokasi. Selain sebagai tempat pusat informasi dan pengamanan situs, pos tersebut juga akan dijadikan sebagai tempat pengumpulan fosil yang diketemukan oleh masyarakat sekitar hutan. Rencana tersebut merupakan sebuah inisiatif yang bagus dari pihak management KPH Randublatung untuk turut serta memelihara dan mengamankan benda yang memiliki nilai sejarah tinggi

Penemuan Makam Purbakala Di Blora

Manusia Purba

Liputan6.com, Blora: Setelah sebelumnya di temukan situs arkeolog, kini di Blora kembali di kejutkan dengan penemuan makam zaman Megalitikum atau purba ditemukan di Desa Bleboh, Kecamatan Jiken, Blora, Jawa Tengah. Dari pantauan SCTV, Kamis (23/9), tiga makam tersebut masih utuh. Kubur batu itu sendiri terletak di atas tebing setinggi 250 meter di atas permukaan laut Pegunungan Pontang, Blora, Jateng.

Saat ditemukan, kondisi sembilan makam dipenuhi semak belukar sehingga hampir tidak terlihat seperti makam. Setelah dibersihkan baru terlihat kondisi
makam sebenarnya. Enam dari sembilan makam kondisinya sudah rusak, sementara sisanya masih dalam kondisi bagus. Semua makam menghadap ke arah Timur-Barat.
Kubur batu berpanjang dua meter dengan lebar 50 sentimeter itu terbuat dari batu pipih setebal sekitar 10 sentimeter. Sedangkan jarak makam satu dengan yang lainnya berjarak dua meter. Belum diketahui secara pasti umur ke-9 makam tersebut. Terkait hal ini, pihak Dinas Kebudayaan setempat akan melayangkan surat ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jateng (BP3J) untuk penelitian lebih lanjut.

Diperkirakan jumlah kubur batu megalitik ini nantinya akan bertambah mengingat di sekitar lokasi temuan masih ada batu sejenis yang masih tertanam dan tertutup beberapa pohon jati.